MAKALAH TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA

ANALISIS BUKU AJAR

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :
NAMA       : SISWANTO

NPM         : 14030018.P

 

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2014


 

KATA PENGANTAR

 

 

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan–Nya, Yang Maha Esa atas manusia dan segala tindakan-Nya. Atas izin-Nya pula, kami mencoba memberikan suatu hal yang kami ketahui melalui beberapa sumber mengenai ilmu pengetahuan yang kami buat dalam sebuah makalah dan Alhamdulillah dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini kami membahas  tentang “telaah kurikulum matematika”. Di dalam uraian makalah ini tidak lain bertujuan untuk agar lebih memahami tentang pengembangan analisis kurikulum dan pendidikan.

Dalam penyelesaian makalah ini kami memahami banyaknya kesalahan serta kekurangan, kami menyadari banyak mengalami kendala terutama yang didasarkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat juga terselesaikan. Maka dari itu sepantasnyalah kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan suatu penambahan pengetahuan baik itu secara langsung ataupun tidak langsung,  serta dukungan Doa dari semua.

Kami sangat sadar bahwa sebagai seorang mahasiswa/i yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar, oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini dan yang berikutnya biasa lebih baik.

 

Pringsewu,    oktober 2014

 


 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

Pada proses pembelajaran, guru tidak dapat menyampaikan seluruh bahan pelajaran secara jelas kepada siswa karena keterbatasan waktu dan banyaknya materi yang harus disampaikan. Pada proses pembelajaran juga, guru terkadang harus mengatasi perbedaan isi/bahan ajar yang terdapat didalam buku-buku yang digunakan. Oleh sebab itu seorang guru harus mengetahui bahan pelajaran apa yang diperlukan dalam setiap jenjang pendidikan yang ada, baik dari SD sampai SMP bahkan SMA. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memberikan komposisi materi yang baik didalam setiap jenjangnya. Jadi ada berbagai pengertian awal yang harus diketahui oleh guru sebelum memberikan suatu materi di dalam kelas, seperti buku ajar, bahan ajar, buku teks, buku penunjang, media, dan buku referensi.

 

Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Matematika yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara menganalisis buku ajar dan bagaimana seharusnya suatu buku dirancang dan diaplikasikan agar sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Dalam makalah ini juga dijelaskan tentang bahan ajar, buku ajar.

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Pengertian Kurikulum.

Kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Secara etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari kata curriculum dalam bahasa Inggris, yang berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin currere yang berarti berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk. Banyak defenisi kurikulum yang pernah dikemukakan para ahli. Defenisi-defenisi tersebut bersifat operasioanl dan sangat membantu proses pengembangan kurikulum tetapi pengertian yang diajukan tidak pernah lengkap. Ada ahli yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah pernyataan mengenai tujuan (MacDonald; Popham), ada juga yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis (Tanner, 1980).

 

Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan pendidikan. Kurikulum sebagai jembatan untuk mendapatkan ijasah. Secara konseptual, kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat (Olivia, 1997:60). Pengertian kurikulum ini sangat fundamental dan menggambarkan posisi sesungguhnya kurikulum dalam suatu proses pendidikan. Dalam sejarah kurikulum Indonesia telah berulang kali melakukan penggantian kurikulum seperti:

  • Tahun 1947-Leer Plan (Rencana Pelajaran),
  • Tahun 1952-Rencana Pelajaran Terurai,
  • Tahun 1964-Rentjana Pendidikan,
  • Tahun 1968-Kurikulum 1968,
  • Tahun 1975-Kurikulum 1975,
  • Tahun 1984-Kurikulum 1984,
  • Tahun 1994 dan 1999-Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999,
  • Tahun 2004-Kurikulum Berbasis Kompetensi,
  • Tahun 2006-Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
  • Tahun 2013-Kurikulum 2013.

Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:

  • Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
  • Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
  • Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
  • Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
  • Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

 

  1. Kurikulum dan Pembelajaran
  2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari akar kata belajar, yang membuktikan bahwa anatara pembelajaran dengan belajar memiliki hubungan yang erat. Belajar diartikan oleh Surya sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Yang perlu digarisbawahi pada kalimat tersebut adalah kata “berinteraksi dengan lingkungannya” yang menunjukkan bahwa belajar di pengaruhi oleh lingkungan sekitar peserta didik.

 

Yusufhadi Miarso memaknai istilah pembelajaran sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar ( learner centerd ). Istilah pembelajaran digunakan untuk menggantikan istilah pengajaran yang lebih bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru ( teacher centered ). Oleh karenanya, kegiatan pengajaran perlu dibedakan dari kegiatan pembelajaran. Penrnyataan itu menunjukkan bahwa pembelajaran berfungsi mengkondisikan situasi di sekitar peserta didik agar tercipta aktivitas belajar di dalam diri peserta didik. Kata “mengkondisikan situasi” di atas menunjukkan bahwa  pembelajaran di sini bersifat eksternal, yaitu yang berada di luar diri siswa tetapi mendukung terjadinya proses belajar di dalam diri siswa.

 

Berdasarkan ulasan di atas, perbedaan antara belajar dan pembelajaran adalah belajar sebagai proses internal yang dipengaruhi oleh pembelajaran sebagai proses eksternal.

 

  1. Kaitan Kurikulum Dengan Pembelajaran

Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, meski berada pada posisi yang berbeda. Saylor merupakan bahwa kurikulum dan pembelajaran bagaikan romeo dan juliet. Jika kita berbicara mengenai Romeo, maka kita juga akan berbicara masalah Juliet. Romeo tidak akan lengkap terasa tanpa juliet, demikian pula sebaliknya. Artinya, pembelajaran tanpa kurikulum sebagai rencana tidak akan efektif, atau bahkan bisa keluar dari tujuan yang telah dirumuskan. Kurikulum tanpa pembelajaran, maka kurikulum tersebut tidak akan berguna.

 

Peter F. Olivia menggambarkan kemungkinan hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran dalam bagan berikut;

  • Model dualistis

Pada model ini, kurikulum dan pembelajaran berdiri sendiri. Kurikulum yang seharusnya memjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran tidak tampak. Begitu juga dengan pembelajaran yang seharusnya dapat dijadikan tolak ukur pencapaian tujuan kurikulum tidak terjadi. Model ini digambarkan dalam bagan no.1

  • Model berkaitan

Dalam model ini, kurikulum dengan pembelajaran saling barkaitan. Pada model ini, ada bagian kurikulum yang menjadi bagian dari pembelajaran,

 

  1. Kurikulum dan Pendidikan

Kurikulum dan pendidikan menghasilkan makna :

  1. Pendidikan adalah sebuah cara atau usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri manusia.
  2. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai penyelenggara pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
  3. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik atau proses belajar dan mengajar dengan tujuan terjadinya perubahan tingkah laku.

Hubungan antara Pendidikan, Kurikulum dan pembelajaran yaitu Pendidikan sebagai bagian terbesar yang merupakan tempat bertumpunya Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum merupakan seperangkat pengaturan yang digunakan dalam proses pembelajaran dan merupakan bagian dari pendidikan. Pembelajaran merupakan Inti dari suatu kegiatan pendidikan dimana dalam pembelajaran ini dilakukan proses-proses Pendidikan dari pendidik kepada yang terdidik. Pendidikan, Kurikulum maupun pembelajaran ketiganya  mempunyai 1 tujuan yang sama yaitu untuk menjadikan manusia sebagai manusia yang seutuhnya.

Untuk penggambarannya Ibarat sebuah Bagunan Rumah, Pendidikan sebagai Rumahnya atau bagian luar pelindung bagian dalam, Fasilitas-fasilitas yang ada di dalam merupakan kurikulum dan orang yang ada di dalamnya sebagai pembelajaran yang melakukan proses.

 

  1. Fungsi Kurikulum

Fungsi kurikulum menurut Hendyat Soetopo Wasty Soemanto     kurikulum berfungsi sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. kurikulum juga berpungsi bagi perkembangan siswa karena kurikulum berperan organisasi belajar ( learning oprganisatior) yang tersusun dengan cermat. sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar siswa. sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat perkembangan siswa dalam rangka menyerap sejumlah ilmu pengetahuan sebagai pengalaman  bagi mereka.

Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu :

1)      Fungsi Penyesuaian

2)      Fungsi Integrasi

3)      Fungsi Diferensiasi

4)      Fungsi Persiapan

5)      Fungsi Pemilihan

6)      Fungsi Diagnostik

 

  1. Komponen-komponen Dalam Kurikulum

Nana Syaodih. Sukmadinata mengemukakan empat komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama  adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian serta evaluasi.

  1. Tujuan

Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum adalah kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler yang diinginkan tidak hanya mempengaruhi bentuk kurikulum, tetapi memberi arahan dan fokus untuk seluruh program pendidikan.

  1. Materi atau Pengalaman Belajar

Fungsi khusus dari kurikulum pendidikan formal adalah memilih dan menyusun isi (materi/pengalaman belajar) agar keinginan tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara paling efektif dan supaya pengetahuan paling penting yang diinginkan pada jalurnya dapat disajikan secara efektif

  1. Organisasi

Menurut (Taba, 1962 : 290), jika kurikulum merupakan suatu rencana untuk belajar maka isi dan pengalaman belajar membutuhkan pengorganisasian sedemikian rupa sehingga berguna bagi tujuan-tujuan pendidikan. Menurut pendapar Taba ini, materi dan pengalaman belajar dalam kurkulum diorganisasikan untuk mengefektifkan pencapaian tujuan.

 

  1. Evaluasi

Evaluasi adalah komponen keempat dari kurikulum. Evaluasi ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap belajar siswa (hasil dan proses) maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran. Menurut (Zais, 1976 : 378) mengemukakan evaluasi secara luas merupakan suatu usaha sangat besar yang kompleks yang mecoba menantang mengkodifikasi proses salah satu dari istilah sekuensi atau komponen-komponen. Kegiatan evaluasi akan memberikan informasi dan data tentang perkembangan belajar siswa maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran, sehingga dapat dibuat keputusan-keputusan pembelajaran dan pendidikan secara tepat.

 


 

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang di desain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang berupa proses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar.

Kurikulum mempunyai komponen-komponen yang mempunyai tujuan utama atau tujuan dari kurikulum tersebut. Karena komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan menunjang untuk mencapai tujuan dari kurikulum maka di sebutlah kurikulum sebagai suatu sistem.

Pengembangan kurikulum haruslah memperhatikan prinsip-prinsip kurikulumnya yang terdiri dari tujuh prinsip pengembangan kurikulum antara lain : relevansi, efektivitas, efisiensi, fleksibilitas, kontinuitas, objektifitas dan demokrasi.

  1. Saran

Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks, begitu pula dengan kebutuhan kurikulum yang ada juga semakin berkembang, maka disarankan agar tiap sekolah atau lembaga pendidikan menerapkan suatu sistem kurikulum yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekolahnya, karena sesuai dengan ketetapan pemerintah kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka sudah selayaknya pihakpengembang kurikulum mengembagkan kurikulum sesuai dengan potensi daerahnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Gafur A. 2004.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mulyasa E. 2006. Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material Jakarta: Depdiknas.

Tri widodo A. 1993 . Tingkat Keterbacaan Teks Suatu Evaluasi Terhadap Buku Teks IlmuKimia Kelas 1 SMA. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.